Arsip Kategori: Refleksi
Jakarta dan Kue Tar Ulang Tahunnya
Saya sudah lupa bagaimana meniup lilin di atas kue tar ulang tahun Jakarta yang makin tua. Ah, tapi apakah kota ini masih menyimpan kue tar yang lilinnya kita tiup bersama-sama sambil menyanyikan lagu ulang tahun – hip hip hurray itu? Barangkali kita sudah lupa bagaimana caranya menyulut api kecil yang secara gembira kita tiup habis dengan hembusan angin lembut dari mulut kita. Kita lebih senang mengobarkan api hingga besar dan membakar apa saja yang ingin kita hanguskan.
Koneksi Tanpa Putus
Wajah Khadijah nampak gusar. Ada pertanyaan yang membebat di kepalanya. Ada tanda tanya yang ingin segera ia temukan jawabannya. Ia duduk berdampingan dengan Muhammad ﷺ, mengobrol selayaknya suami istri yang bercengkerama di ruang keluarga – bersama beberapa sahabat yang mendengar percakapan mereka hingga hadits ini dapat diteruskan ke banyak orang.
Yang Gagal Beribadah
Perjanjian Hudaibiyah sudah ditandatangani kedua belah pihak. Kesepakatan sudah diketuk. Tak ada jalan mundur, tak ada ruang untuk berkhianat. Muhammad ﷺ telah yakin bahwa keputusannya menerima poin-poin yang disodorkan pihak Quraisy adalah yang terbaik meski beberapa sahabat masih menunjukkan ketidakrelaannya.
Harga Khianat
Selepas Quraisy pulang ke Mekkah, pasukan Muhammad ﷺ kembali masuk ke kota Madinah dan bersiap menyelesaikan persoalan lain yang tak kalah rumit. Oposisi yang sengit di dalam kota: Bani Quraizah. Mereka diam-diam telah berkhianat, mengacak-acak perjanjian damai Madinah, dan mencoba menusuk pasukan muslimin dari belakang. Meski kelelahan masih mendera kaum muslimin, sepasukan orang diminta Muhammad ﷺ untuk berangkat ke Bani Quraizah. “Shalat ashar-lah kalian di Bani Quraizah!” kata Rasulullah ﷺ memberi pesan perjalanan – yang kemudian tercatat dalam perkara perbedaan pendapat fikih para ulama. Rasulullah ﷺ sendiri berangkat pada rombongan berikutnya.
Penjaga Rumah Allah
Sepasukan tentara, siang itu, tiba di Al Maghmas – sebuah daerah tak jauh di pinggiran kota Mekkah. Bekas debu Yaman di pakaian mereka hampir hilang setelah menempuh perjalanan panjang hingga ke Thaif, dan kini menjelang Mekkah. Satu per satu tentara turun merampas ternak yang ada di sekelilingnya, termasuk dua ratu unta milik Abdul Muthallib, seorang pemuka suku terpandang di kota Mekkah.
Simpang Rasa Takut
Apakah ketakutan kita akan serangan, kekalahan, kesakitan, dan kecelakaan harus serta merta dipertentangkan dengan ketundukan dan kepasrahan kita kepada Allah? Apakah ketaatan yang kita sempurnakan selalu berbanding terbalik dengan kewaspadaan dan kekhawatiran?
Jangan Tanya Ustadz YouTube (9-selesai)
Di sinilah rumitnya ber-da’wah dan mengajar. Tidak hanya butuh wawasan yang dalam dan luas, tetapi juiga kearifan. Maka, ada beberapa prinsip mengajar dan da’wah yang lahir dari perjumpaan-perjumapan saya dengan banyak orang di tengah lesatnya laju informasi dan da’wah ini.
Menyikapi Perbedaan Pendapat Ulama
Tulisan kedelapan dari rangkaian tulisan “Jangan Tanya Ustadz YouTube”
Secara sederhana, ada dua sumber hukum primer dalam Islam, yaitu Al Qur’an dan Hadits. Meski keduanya merupakan sumber hukum primer, bukan keduanya menjelaskan semua persoalan hidup manusia di dalamnya secara detail. Al Qur’an, betatapun ia hadir sebagai jalan petunjuk, bukanlah sebuah kitab hukum yang menetapkan status satu zat atau perbuatan. Bahkan, karena sifatnya yang memberikan pedoman umum, seringkali ada perbedaan pendapat antar ulama mengenai tafsir satu ayat Al Quran dan konsekuensi hukum darinya. Maka, ia membutuhkan penerang dan penafsir. Ada kalanya, satu ayat Al Quran ditafsirkan dan diterangkan oleh ayat lainnya. Ada kalanya pula ayat Al Qur’an dijelaskan melalui hadits Rasulullah ﷺ.
Arif Menyikapi Perbedaan
Untuk pertanyaan tipe kedua, setiap ustadz tentu memiliki pandangannya tersendiri tentang suatu permasalahan. Menjawab masalah khilafiyah sesuai dengan keyakinan pendapatnya tentu saja tidak keliru. Persoalannya di zaman lesat seperti ini – dan penyebaran videonya diamplifikasi sendiri, diintensikan dan didesain untuk disebar, atau dibiarkan terekam dan tersebar oleh ustadz dan jajarannya – membutuhkan kearifan. Ustadz tidak lagi sekadar berada di depan jamaahnya yang siap dan ridha dengan kucuran ilmu agama yang diberikannya. Rekaman ceramah dan jawaban agamanya dapat tersebar seantero dunia, baik kepada yang mengenalnya atau tidak mengenalnya, yang sependapat atau berseberangan pendapat dengannya, yang siap menerima atau menolak pendapatnya, dan yang mencintainya atau membencinya.
Pada situasi ini, setiap jawaban menjadi rumit. Benarkah?
Teks dan Konteks
Tulisan keenam dari rangkaian tulisan “Jangan Tanya Ustad YouTube”.
Sebagai sebuah contoh sederhana, sekarang mari kita lihat dan jawab: apa amalan terbaik yang disebutkan oleh Rasulullah ﷺ?
Banyak. Bahkan, banyak sekali.
Jebakan Sesi Tanya Jawab Ustadz
Tulisan kelima dari rangkaian tulisan “Jangan Tanya Ustadz YouTube”.
Pada banyak kesempatan kajian yang ada, ada beban yang mengintip dari lubang tak kasat mata. Begitu banyaknya pilihan kajian menimbulkan dua persoalan mendasar bagi masyarakat awam: kebingungan dan perseteruan. Terkadang kedua persoalan mendasar itu muncul dari kajian yang dibawakan. Tetapi, umumnya, beban tak kasat mata muncul dari sesi tanya jawab yang disediakan para ustadz dan panitia.