Di tengah masyarakat yang kehilangan nilai tentang moral dan absurd dalam keyakinan, Muhammad merasakan dorongan untuk menyendiri jauh dari kerumunan. Ia merasakan kesenangan yang ia sendiri tidak mengerti dari mana datangnya,[1] tetapi
Apa yang sudah kita pelajari dari Muhammad? Pribadi yang disenangi semua orang sejak kecil, dipercayai tutur katanya, tetapi berubah menjadi musuh utama bagi para pemuka Quraisy. Ajaran monoteis bukan isu baru yang
Ajakan yang baik tak selamanya dapat diterima dengan mudah dan baik pula. Muhammad –manusia terbaik dan terpercaya itu, bahkan melalui penolakan yang tak habis-habis. Sebagian mereka menyusun skenario mendekati Abu Thalib, meminta
Siapakah yang lebih sabar dari Muhammad Sang Rasul –yang ketika Jibril tak datang menyampaikan wahyu, ia diolok-olok;[1] yang ketika menyampaikan wahyuNya, ia disebut gila;[2] yang ketika menyerukan murninya tauhid, ia ditantang untuk