Ayah memang tak pernah ada di depan saat tarawih. Ia ada di belakang, menjaga anak-anak yang seringkali membuat berisik, berlarian, bahkan memasang petasan. Ayah mengambil “pekerjaan kotor” untuk menertibkan mereka. Menyangkutkan selendang
Sudah menjadi tabiat manusia untuk mencari untung dan tak mau merugi. Namun, perspektif kita tentang untung-rugi seringkali terbatas pada materi yang tampak dan bukan pada keadilan yang hakiki. Ini menjerumuskan, karena yang
Jalan hidup ini kita sendiri yang memilihnya. Semua perangkat sudah disiapkan oleh Allah, tidak ada kekurangan satu detail pun. Allah sudah menunjukkan pilihan jalan –hadaynaahun najdain,[1] Allah telah pula mengarahkan ke mana
“Waktu tidur dan istirahat sudah tidak ada lagi, Khadijah,” jawab Muhammad ketika Khadijah memintanya istirahat kembali setelah kejadian Iqra di Gua Hira.[1] Kedatangan wahyu kedua itu menandakan tonggak baru dalam risalah kenabiannya.