Tulisan ini adalah versi bahasa Indonesia dari artikel utama yang dimuat di The Independent Observer dalam bahasa Inggris pada 6 Februari 2021. Tulisan asli dapat dilihat di sini. Suntikan vaksin di lengan
MorePandemi COVID-19 tidak dapat lagi dipandang sekadar penanganan isu kesehatan. Pandemi ini sudah melintasi batasnya dari pertarungan melawan virus belaka menjadi pandemi krisis ekonomi, pendidikan, bahkan politik. Tarik menarik kepentingan tak dapat
MoreKunci utama pengendalian pandemi berasal dari kepercayaan publik. Pekerjaan rumah pemerintah mengomunikasikan semua hal terkait penanganan pandemi ini dengan jernih dan transparan, tak perlu ada informasi yang ditutupi. Ahmad Fuady (Kompas, 17
More(Baca tulisan BAGIAN-1 di sini) Prioritisasi pemberian vaksin pada dewasa muda tanpa penyakit penyerta tetap dapat memberikan manfaat dalam menghambat transmisi penyakit di komunitas. Hanya saja, potensi manfaat ini harus dipahami secara kritis.
MoreBarangkali, vaksin itulah yang menolong hasrat manusia untuk kembali bersosialisasi tanpa ketakutan lagi. Maka, harapan besar ditumpukkan di bahu para penemu vaksin—perusahaan-perusahaan besar multinasional dengan segunung modal teknologi dan finansial. Indonesia bukan
MorePerhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) sudah mengeluarkan surat himbauan terkait hal tersebut. Silakan unduh di sini: Surat Himbauan PDPI Update Transmisi COVID-19. Mari kita bahas santai bagaimana sih sebenarnya kondisi terakhir penularan
More(Baca dua tulisan sebelumnya, “COVID-19, Penutupan Sekolah, dan Krisis Sosial” dan “COVID-19 pada Anak Usia Sekolah: Waswas?”) Setelah membahas tentang implikasi krisis sosial dari penutupan sekolah dan memahami data sebaran COVID-19 pada
More