Dalam sebuah perjalanan panjang di pesawat, saya mendapat teman refleksi dalam sebuah film Jerman, “24 Wochen“. Film realis yang berkisah tentang komedian ‘stand up’ yang hamil dan mendapati informasi di usia kehamilannya
MoreSebuah film berbahasa Denmark, “En Kongelig Affaere (A Royal Affair)”, membuat saya menelusuri lagi liku politik para dokter. Johan Friedrich Struensee (1737-1772), seorang dokter Jerman, ditunjuk menjadi dokter kerajaan bagi Raja Christian
MoreDalam perjalanan udara yang lain, sebuah film berbahasa Spanyol, “El Mal Ajeno” membuat saya berefleksi kembali. Diego, dokter ruang emergensi, rawat intensif, dan nyeri, belakangan kehilangan rasa empati ketika merawat pasiennya karena
MoreDi tahun 1990-an, saya menikmati fenomena rokok di rangkaian acara pernikahan. Saya masih kecil waktu itu, dan selalu bertanya-tanya mengapa ada rokok yang diselipkan di amplop undangan pernikahan. Jangan bayangkan undangan pernikahan
MoreSaya menjenguk sejarah Apartheid di museum ini: Apartheid Museum di Johannesburg, Afrika Selatan. Sejak gerbang masuk, aura diskriminasi sudah kental. Dalam bentuknya yang paling klasik, diskriminasi berujud pada warna kulit. Anda hitam,
MoreMargareth Chan, Direktur Jenderal WHO, mengutip gambar kartun ini dalam sebuah pidatonya yang dipublikasi ulang di The Milbank Quarterly (http://onlinelibrary.wiley.com/…/10.11…/1468-0009.12238/epdf). Tentu, kartun ini adalah sarkasme simpulan beragam bukti ilmiah yang menunjukkan adanya
MorePergilah ke bandara Schipol, dan akan Anda jumpai lalat di urinoir para lelaki. Ya, lalat. Yang semestinya ada di bak sampah dan tempat jorok. Sempat saya bertanya mengapa mereka memasang gambar lalat
More