Pandemi COVID-19 tidak dapat lagi dipandang sekadar penanganan isu kesehatan. Pandemi ini sudah melintasi batasnya dari pertarungan melawan virus belaka menjadi pandemi krisis ekonomi, pendidikan, bahkan politik. Tarik menarik kepentingan tak dapat
Salah satu kemewahan Indonesia yang tidak dapat dinikmati di Belanda adalah cukur rambut murah. Ketika rambut saya panjang, mulailah saya merindukan tukang pangkas rambut di ujung gang yang jadwalnya padat minta ampun.
MoreSuatu saat di awal tahun, saya satu mobil dengan seorang kepala sekolah sebuah madrasah. Beliau yang tumbuh besar di lingkungan Muhammadiyah –dan menyebut dirinya sendiri sebagai orang Muhammadiyah, itu terjebak menjadi kepala
MoreTidak ada yang salah dengan kategorisasi, selama indikatornya diletakkan pada ordinat dan subordinat yang obyektif. Yang keliru adalah perasaan dan pengakuan. Yang salah arah adalah manusia yang merasa besar sehingga merasa boleh
MoreTidak ada yang membahas epistemologi keburukan kentut ini secara detail meskipun jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas itu bisa dibahas dari beragam sudut pandang: biologis, sosiologis, antropologis, syariah, siyasah, bahkan tasawuf.
More“Ah, Kiai ini. Mana ada malaikat maut dekat dengan para pemain sepakbola yang olahraga setiap hari? Apa Kiai lupa kalau sebatang rokok yang Kiai hisap itu bisa membuat para atlet bisa terus
MoreSuatu saat ada pertanyaan tentang demokrasi negeri ini –di mana posisinya? Saya bingung bukan kepalang. Saya bukan pengamat, apalagi pengkaji. Setidaknya, saya masih menjaga marwah –yang definisinya kerap salah kaprah– profesi dan
MoreDulu, saya berpikir bahwa candaan sarkastik dan gunjingan hanya bersisa di lorong-lorong pemukiman padat. Setidaknya demikian yang melintas di kepala saya ketika harus melewati gang sempit antara Salemba dan Cikini nyaris
More