Tulisan keenam dari rangkaian tulisan “Jangan Tanya Ustad YouTube”.
Sebagai sebuah contoh sederhana, sekarang mari kita lihat dan jawab: apa amalan terbaik yang disebutkan oleh Rasulullah ﷺ?
Banyak. Bahkan, banyak sekali.
Teks dan konteks
Untuk menyebut sebagian di antaranya, dalam beberapa hadits terpisah Rasulullah ﷺ memberikan beberapa jawaban yang berbeda. Sekali waktu Rasul menjawab, “Amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang kontinu meskipun sedikit”.[1] Di saat yang lain, beliau menjawab, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya.”[2] Di saat yang lain lagi, ada jawaban yang berbeda: shalat pada (awal) waktunya, berbuat baik kepada orang tua, dan jihad fi sabilillah secara berturut-turut.[3] Pada kesempatan lain, ada pesan yang lain pula: beriman kepada Allah dan jihad fi sabilillah.[4]
Apakah jawaban Rasulullah ﷺ yang berubah-ubah dari satu kesempatan ke kesempatan lainnya itu menunjukkan inkonsistensinya? Tidak.
Bagaimana pertanyaan yang sama dapat menhasilkan jawaban yang berbeda-beda? Banyaknya jawaban yang berbeda tersebut justru menunjukkan kekayaan khazanah kearifan Rasulullah dalam menemukan konteks pertanyaan dan jawabannya masing-masing.
Rasulullah ﷺ tidak hadir begitu saja seperti buku teks yang di-copy paste menjadi formulasi jawaban yang kaku. Ia duduk bersama para sahabat yang bertanya, mengenali mereka dengan latar belakang pertanyaan yang bermunculan, memahami konteks kegalauan dan keingintahuan mereka, bahkan mengerti kekurangan apa saja yang harus ditambal dari para sahabatnya yang bertanya. Pada mereka yang amalnya masih bolong-bolong dan inkonsisten, Rasulullah tahu bahwa pesan yang tepat adalah tentang kontinuitas. Pada mereka yang mengendur keimanan dan semangatnya, butuh pesan yang kuat tentang keimanan dan jihad.
Di sinilah teks dan konteks berpadu dalam pengajaran dan da’wah. Jawaban Rasulullah ﷺ tentang amalan terbaik yang dapat dilakukan itu adalah jawaban tekstual. Semuanya benar. Penentuan pilihan mana yang dikeluarkan disesuaikan dengan konteks yang ada.
Contoh banyaknya perbedaan jawaban mengenai amalan terbaik – atau dalam konteks lain berbunyi ‘orang terbaik’ dan ‘yang terbaik di antara kalian’ – tentu masih sederhana. Kondisi yang lebih kompleks muncul ketika pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan tipe kedua dan ketiga.
Catatan Kaki:
[1] وَأَنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim
[2] وأحبُّ الأعمالِ إلى اللهِ عزَّ وجلَّ سرورٌ يُدخلُه على مسلمٍ أو يكشفُ عنه كُربةً أو يقضي عنه دَينًا أو يطردُ عنه جوعًا Hadits Riwayat At Thabrany
[3] عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: سألت النبي صلى الله عليه وسلم أي العمل أحب إلى الله؟ قال: “الصلاة على وقتها”, قلت: ثم أي؟ قال: “بر الوالدين”, قلت: ثم أي؟ قال: “الجهاد في سبيل الله”, Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim
[4] قال أبو ذر الغَفاريّ رضي الله عنه: (سألتُ النبيّ صلّى الله عليه وسلّم: أيّ العمل أفضل؟ قال: إيمانٌ بالله، وجهادٌ في سبيله، قلتُ: فأيّ الرّقاب أفضل؟ قال: أغلاها ثمناً، وأنفسُها عند أهلها) Hadits Riwayat Bukhari
—Bersambung—
Tulisan sebelumnya:
Jangan Tanya Ustadz YouTube (1)
Jangan Tanya Ustadz YouTube (2)
Bagaimana Memilih Kajian Agama
Jebakan Sesi Tanya Jawab Ustadz
Tulisan berikutnya: