“Kau bertanya balik, “Mengapa mata yang tak pernah bersua bisa saling jatuh cinta?” Ah, Dik. Ada Zat yang tak pernah kita temui, tapi namaNya kita rapalkan setiap saat. Ada Zat yang tak pernah kita tatap, tapi teramat berharga untuk kita tinggalkan, meski sejenak. Ada pula manusia yang antara kita dan dirinya dipisahkan jarak berabad jauhnya. Kita tak pernah melihatnya, tak pernah menggenggam tangannya, tak pernah berguru langsung kepadanya. Mengapa pula hubungan kita ini lantas dipertanyakan –menjadi suluh yang tak pernah padam meski kau tiup dengan semerbak angin delapan penjuru?”
Buku ini berisi surat-surat DjokoKororet, tokoh imajinasi yang berada di kepala Fuady, yang berisi banyak keluh kesahnya tentang situasi politik, sosial, keagamaan dan spiritual di sekelilingnya. Djoko melampiaskannya kepada seseorang yang selalu ia sebut “Dik” di surat-suratnya. Siapakah “Dik” itu? Baca buku ini.